Istri “Wong Kito ” di Kuwait Meraih Gelar Doktor di Fakultas Syari’ah di Kuwait University.

Istri “Wong Kito ” di Kuwait Meraih Gelar Doktor di Fakultas Syari’ah di Kuwait University.

KUWAIT , Sumsel,Linggaubisnis.com,  Selasa 26/11/2024, Fiina ishmatul Maula nama lengkapnya, mahasiswi Indonesia yang mendapatkan gelar Doktor di Fakultas syari’ah di Kuwait University. Dia merupakan mahasiswi Indonesia pertama yang menyelesaikan studinya sampai jenjang Doktor di jurusan Fiqih Islam and Usul Fiqh. Mahasiswi Fiina ini dinyatakan lulus dari sidang Munaqosah pada tanggal 25 nopember 2024 di Kuwait dengan disertasinya yang berjudul : “Waqful amwal muharromah wal masybuhah wa mustajiddatiha” (Wakaf harta haram dan syubhat serta perkembangannya ). Sidang disertasi ini diuji oleh Dosen-Dosen senior yang membidangi ilmu syaria’h di Kuwait University. Mereka adalah Doktor Ibrahim Abdullah AlBadawi selaku ketua penguji, Doktor Abdul Latief Hajji Al Awadi, Doktor Abdul Rahman Al Mutairi serta Doktor Mohammad Kholid Mansur yang merupakan Dosen Pembimbing.  Momentum sidang akhir ini juga sangat terharu dengan kehadiran Ibu Duta Besar RI untuk Kuwait yaitu Ibu Dra. Lena Maryana beserta suaminya Dr. Abraham Andi Padlan Patarai, M.Kes yang meluangkan waktunya untuk memberi support kepada mahasiswi Indonesia ini. Ibu Dubes menguncapkan selamat atas pencapaian gelar Doktor ini dan mendoakan kesukesesan di kemudian hari serta manjadikan ilmunya ilmu yang bermanfaat.

Berasal dari Kota Demak kotanya para wali, anak dari almarhum KH Mohammad Thoha Darsa yang biasa dipanggil Yi Thoh ini menamatkan sekolah Tsanawiyanya di kota kelahirannya Demak sebelum berangkat ke Kuwait. Dia sempat mengeyam pendidikanAliyahnya selama 1 tahun di MA NU Banat Kudus. Dia meninggalkan sekolah itu karena mendapatkan beasiswa untuk belajar di ma’had deen Kuwait pada tahun 2004 menyusul kakaknya Latifah Munawaroh yang sudah sekolah di Kuwait lebih awal dan sekarang bekerja sebagai Dosen di UIN Wali Songo Semarang.

Perjalanan menuntut ilmunya mempunyai banyak cerita. Dari perjalanannya menempuh pendidikan menengah atas yang bisa loncat kelas 2 tahun melangkahi senior-seniornya sampai kisah dia menikah muda di usianya yang masih 21 tahun dan masih kuliah di semester lima saat mengambil S1 Jurusan Syari’ah di Kuwait University. Dia menemukan sang pangerannya yang berasal dari Rantau Bingin Musi Rawas Sumatera Selatan yang kebetulan waktu itu bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kuwait. Pertemuan keduanya di Mekkah di saat mereka dalam rihlah umroh dengan rombongan komunitas masyarakat Indonesia di Kuwait.

Sebagai seorang istri, dia tidak pudar semangat belajarnya dan tetap mejalankan kuliahnya walaupun terbagi waktunya sebagai pelajar dan juga wanita yang sudah berkeluarga. Semester demi semester dilaluinya dan sebelum lulus Sarjananya dia dikarunia anak laki-laki yang diberi nama Rafa Al Syafei. Dia lulus dengan gelar Sarjana atau Lc dengan predikat sangat memuaskan dan momen bahagianya saat wisuda sudah menggendong anak berumur satu tahun.

Setelah Lulus dari S1nya, dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Magister Syari’ah di Fakultas dan Jurusan yang sama dan universtias yang sama yaitu Kuwait University.

Dengan izin Allah dan kemudian mendapatkan dukungan dari suaminya, dia alhamdulillah sekali lagi bisa menjalankan kuliah S2nya berbarengan dengan masa hamil anak keduanya. Perjalanan menuntut ilmu dia jalankan dengan semangat karena didukung dan disemangati oleh keluarga besarnya di Demak maupun di Palembang serta teman-temannya dari perkumpulan Ibu-ibu Indonesia di Kuwait yang merupakan rekan-rekannya tempat dia berbagi ilmu dalam pengajian-pengajian di masjid atau di rumah-rumah. Ada pengajian Ibu-ibu dari para istri pekerja minyak dan swasta serta Ibu-ibu yang berprofesi sebagai perawat dan ibu rumah tangga. Studi S2nya selesai dengan waktu yang agak lama yaitu 4 tahun lebih karena berbagi tugasnya sebagai Ibu rumah tangga dengan anak dua.

Sebagai Ibu rumah tangga, pekerjaan belajar bukanlah hal yang mudah dilakukan karena harus membagikan waktunya dengan pekerjaan rumah tangga. Hidup di luar negeri merupakan hal yang sangat menantang dan melatih kesabaran karena harus menjalaninya dengan sendiri tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga. Sabar adalah kunci dari kesuksesan itu, ungkapnya. Selaku insan biasa, sayapun tidak luput dari kata mengeluh dan merasa kesusahan tuturnya, namun dengan saling pengertian dan saling bantu antara suami istri dalam melaksanakan tugas rumah tangga dengan ikhlas, alhamdulillah ibadah keduanya yaitu tugas sebagai istri dan tugas sebagai mahasiswi

Selesai dengan pogram studinya S2 dan setelah mendapatkan gelar Magisternya, Dunia dilanda musibah Korona (Covid 19) yang juga berdampak pada Kuwait sebagai salah satu negara di Timur Tengah. Tapi, Covid 19 membawa hikmah dalam penjalanan menuntut ilmu bagi mahasiswi Fiina Maula ini. Dia mendapatkan kesempatan untuk mendaftarkan diri pada progam Doktor di Fakultas Syari’ah di kampus yang sama yaitu Kuwait University.

 

Syarat untuk masuk program Doktor ini adalah mempunya hafalan Qur’an paling sedikit 6 Juz serta berdomisili di Kuwait. Diapun mencoba mengambil kesempatan itu dan dinyatakan lulus menjadi mahasiswi S3 bersama 6 kawannya yang berasal dari Kuwait, Suria. Semua mahasiswi ini adalah merupakan alumni dari Kampus yang sama dengan tahun kelulusan yang berbeda.

 

Ini merupakan kesempatan emas mendapatkan kuliah S3 dengan program beasiswa dari pemerintah Kuwait, kuliah yang tanpa biaya dan bahkan mendapatkan uang saku yang mungkin sama dengan gaji dosen yang ada di Indonesia. Kuwait merupakan negara yang terkenal dengan program sosialnya untuk dunia and terkhusus untuk pelajar serta mahasiswa mahasiswi dari di fakultas syari’ah dari banyak negara islam di dunia serta program beasiswa di bidang pelajaran Bahasa Arab untuk muslim dan non muslim dari penjuru dunia .

Ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga besar baik di Demak maupun di Palembang atas dukungan dan do’anya dan terima kasih tak terhingga kepada suami tercinta dan anak-anak yang selalu ada disamping di saat ibunya lagi perlu dorongan semangat dalam menuntut ilmu. Semoga Allah menjadikan ilmu ini ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.

Setelah lulus ini sang mahasiswi ingin mengabdi di tanah air, membagikan ilmunya di kampus-kampus atau instansi-instansi yang berkenaan dengan keilmuan yang mahasiswi.  Semoga Allah selalu memberikan kemudahan di perjalanan yang berikutnya, kata Fiina Ishmatul Maula.(JUN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *