Sekretaris DPW IWOI Sumsel Efriaman Prihatin Terkait Kekerasan di  SMPN 3  Kecamatan Gelumbang

Sekretaris DPW IWOI Sumsel Efriaman Prihatin Terkait Kekerasan di  SMPN 3  Kecamatan Gelumbang

Muara Enim , Linggaubisnis.com, – Jumat  02/08/2024 ,- Kekerasan di sekolah kembali terulang di wilayah Gelumbang, hal ini telah terjadi pada pelajar di SMPN3 Gelumbang. Vira greisia kelas IX 2 mengalami bully  dugaan di lakukan oleh juniornya berinisial DH kelas VIII,ketika awak media menyambanggi kediaman korban yang berada di Desa Segayam.

Dalam keterengan nya Vira menceritakan kejadian bully terjadi pada tanggal 23 Juli 2024 disekolah SMPN 3 Gelumbang. Di Duga pelaku bully  DH menampar muka memukul dada korban vira hingga lebam dan menarik korban ke ruang toilet sekolah SMPN 3 gelumbang. Karena kejadian itu korban vira menjadi trauma untuk mengikuti pelajaran di sekolah

Senin 29 Juli 2024  awak media mendatanggi sekolah SMPN 3 gelumbang  dan meminta keterangan langsung  kepala sekolah  Liliyatul Fauziah.  Dalam keteranganya  Lili sudah memanggil  kedua siswi, Vira dan DH. dan  memberikan sangsi Menskorsing keduanya selama 3 hari .  Lili menganggap kejadian itu  di luar dugaan sekolah bisa viral. Selanjutnya  langka yang di lakukan pihaknya membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi kejadian tersebut di kemudian hari di saksikan babinkamtibmas dan pihak orang tua terduga pelaku bully DH. Dan disertai surat bukti pernyataan di tanda tangani ke dua siswi Vira dan DH 27 Juli 2024.

Lili  juga  membenarkan  ketika jam istirahat siswa siswi bebas berkeliaran di luar sekolah , dan  tidak mampu untuk memantau mengawasi anak didik jika ada siswa siswi merokok, miras, bully dan lainya. Liliy juga mengakui selama 6 tahun menjabat kepala sekolah jarang mengikuti upacara bendera dan diwakilkan ke waka kepsek. 

Orang tua korban vira ketika bertemu  rekan rekan media merasa terpukul atas kejadian  pada anaknya.  Kemaren itu di anggap kenakalan biasa bagi pihak sekolah sepulang sekolah anak saya  mengalami lebam di dada.  Karena kami orang kecil dan buta huruf  bisa bisa saja prilaku kenakalan  di sekolah di lakukan pada anak saya ungkap Epi orang tua vira.

Kalau seperti itu enak saja bagi yang melakukan pemukulan tidak ada epek jeranya. Apakah ini yang di namakan adil dalam negara NKRI. 

“bapak APH tolong kami”?ujar Epi.

Bully terhadap anak saya,minta pelaku  di sangsi keluarkan dari SMPN3 Gelumbang, karena bisa membuat anak saya tidak konsentrasi mengikuti pelajaran disekolah. Baru kelas VIII SMP beraninya  menganiaya pelajar kelas IX kakak kelasnya, berarti Prilakunya bak preman.

Kalau melakukan penganiayaan kepada anak orang cuma diselesaikan salaman dan di anggap selesai.  Mana yang namanya adil.  Datang kerumah aja gak  ada  , apa lagi mau bawa tepung tawar  dan  memberikan bantuan buat beli obat.  Apakah  ini yang  di sebut adil ?

Saya mau juga kalau di berikan kesempatan anak saya mukul siswa sampai lebam di lingkungan sekolah dan tidak bisa di laporkan ke polisi karena di lingkungan sekolah, baru bisa di katakan adil. 

Di tempat terpisah ketika di mintai keterangan rekan media.efriaman sekretaris DPW IWOI Sumsel mengatakan Ini adalah salah satu kesalahan pendidiknya. Orang yang  bertanggung jawab adalah kepala sekolah   kalau pemimpinnya kurang disiplin bagaimana siswa-siswi akan disiplin. 

Kalau pihak sekolah melakukan pembiaran anak didik bisa ke luar lingkungan sekolah sama saja gagal dalam mendidik muridnya melakukan disiplin,harusnya di perketat pada jam anak sekolah untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak di inginkan terjadii di waktu tanggung jawab sekolah. Ungkapnya(Tim Iwoi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *